Sabtu, 14 Januari 2012

MELIHAT MASA LALU, MEMBANGUN MASA DEPAN

“Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran….Jalan Tuhan adalah perlindungan bagi orang yang tulus, tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat
 (Amsal 10, 11-12.29)”.

 

Melihat dan memandang kembali ke masa lalu kadang-kadang merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan atau menyakitkan bagi hidup kita. Hal ini karena kita harus dengan berani melihat kembali kesempatan emas yang tak digenggam di masa silam dan berbagai keterpurukkan sikap yang menyakitkan Tuhan, sesama dan diri kita sendiri, yang pernah menjadi bagian cukup penting dalam kehidupan kita, yang mungkin akan mengakibatkan kita menyesal berkepanjangan. Hidup kita pasti akan menjadi lain apabila kita sungguh menangkap kesempatan emas yang telah berlalu dan tak akan pernah kembali lagi tersebut, atau juga kita akan melihat kembali keputusan yang salah yang pernah dibuat di masa lalu yang beban akibatnya harus dipikul di saat ini.

Adalah menjadi kenyataan bahwa

melihat ke masa lalu bisa sangat menyakitkan dan atau bisa juga sangat menggembirakan bagi perjalanan hidup kita. Karena itu kita perlu punya waktu untuk membuat seleksi sikap; memilih pengalaman mana yang boleh disimpan untuk selanjutnya tetap dipelihara dan diperjuangkan, dan pengalaman mana yang harus diabaikan. Kita harus menentukan dengan berani pengalaman mana yang layak diingat lagi dan mana yang harus dilupakan, dan kita memang harus berani mengambil sikap akan pengalaman mana yang harus dinilai sebagai harta karun dan mana yang harus dibuang karena dinilai hanya sebagai sampah yang tidak berguna.
Mari kita kembali menoleh sejenak untuk melihat Jembatan Emas, sarana persahabatan antara kita dengan Tuhan dan antara kita dengan sesama. Sangat perlu memperhatikan kembali setiap jejak langkah kita secara saksama. Apa yang ingin kita cari dari pengalaman masa silam tersebut? Hanya ada satu hal, yakni melihat kembali keterlibatan Tuhan dalam derap langkah hidup kita; Tuhan selalu berjalan bersama kita. Ia mungkin nampak lewat orang-orang yang setiap hari kita jumpai, yang berjalan bersama kita, yang memberikan kita peneguhan, yang mengulurkan tangan ketika kita terjatuh. Ia tidak akan pernah meninggalkan kita berjalan seorang diri.

Masuklah dalam keheningan dan lihatlah perjalanan hidupmu dihadapan Tuhan dan sesama. Sudahkah kita merasa diri sebagai Anak Allah yang baik, yang selalu mendengarkan rencanaNya dan mengasihiNya? Benarkah kita memang tidak hadir sebagai pribadi yang suka menginjak harkat dan martabat hidup orang lain? Apakah memang kita sementara berjalan di Jalan Tuhan, dan mungkinkah diri kita menjadi tempat perlindungan bagi sesama kita?  Lihatlah kehadiran Yesus yang sangat menderita akibat dosa kita, datang dan temuilah Dia sambil berujar dengan gembira, “Aku mencintaiMU!”  Mari berangkat bersamaNya untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Video - Album Foto

Entri Populer